Hasil survei IHATEC Marketing Research menunjukkan adanya perbedaan mengenai faktor pertimbangan dalam pembelian produk untuk kebutuhan sehari-hari antara saat bulan  Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan. Seperti apa perbedaannya? 

Bulan Ramadhan kini telah tiba. Umat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan suka cita. Di bulan ini umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, penuh kemuliaan, dan penuh ampunan. Allah SWT menjanjikan banyak pahala besar di bulan Ramadhan. Oleh karena itu Ramadhan menjadi bulan yang selalu dinantikan setiap tahunnya.  

Ramadhan bukan sekadar bulan puasa di mana kita hanya menahan rasa lapar dan haus. Bulan ini lah seluruh umat Muslim merasakan panggilan untuk menguatkan iman. Selain beribadah, Ramadhan juga membawa perubahan pada kebiasaan konsumen Muslim. Hal ini tentunya berdampak terhadap aktivitas ekonomi. 

IHATEC Marketing Research telah melakukan survei untuk mengetahui bagaimana kebiasaan konsumen Mmuslim menjelang Ramadhan. Survei yang dilakukan pada akhir Februari hingga awal Maret 2024 ini melibatkan lebih dari 450 responden generasi muda muslim di 4 kota, yaitu Jabotabek, Surabaya, Medan, dan Makassar. Melalui hasil survei ini kita dapat mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap hadirnya bulan penuh berkah ini, mulai dari kebiasaan yang dilakukan saat menjelang memasuki bulan suci Ramadan hingga faktor pertimbangan dalam membeli produk. 

Bulan Ramadhan selalu kita nanti kehadirannya. Setiap individu memiliki caranya sendiri dalam menyambut hadirnya bulan suci ini. Mereka sibuk mempersiapkan banyak hal, seperti beres-beres rumah, belanja stok bahan makanan, belanja bahan pembersih, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini, IHATEC Marketing Research menanyakan dalam surveinya terkait dengan kebiasaan yang dilakukan menjelang bulan suci Ramadhan. Sebanyak 74,2% responden menjawab bahwa menjelang bulan Ramadhan mereka berbelanja produk makanan dan minuman. Hasil ini menjadi perolehan terbesar yang kemudian disusul dengan berziarah ke makam keluarga (73,1%), bersih-bersih rumah (71,7%), silaturahmi saling memaafkan (53,9%), membeli produk multivitamin/suplemen/penambah stamina (38,2%), mencuci perlengkapan sholat (36%), membeli perlengkapan sholat baru (24,9%), dan mengecat rumah (19,2%).  

Berpuasa penuh selama lebih dari 12 jam dan selama itu pula tubuh kita tidak menerima asupan apapun. Tentunya tubuh akan merasa lemas. Apalagi jika melakukan aktivitas berat, energi akan cepat sekali habis. Menjaga tubuh agar tetap fit selama berpuasa menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu, asupan saat berbuka dan sahur harus diperhatikan. Kebutuhan nutrisi harus tetap terpenuhi meskipun sedang berpuasa. Mengonsumsi vitamin atau suplemen tambahan kerap dilakukan oleh orang yang berpuasa. Konsumsi air yang cukup saat sahur dan berbuka agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Pada survei ini juga ditanyakan terkait makanan atau minuman apa yang harus ada dalam rangka menjaga stamina saat berpuasa di bulan Ramadhan.  

Mengonsumsi buah-buahan menjadi pilihan pertama dalam menjaga stamina saat berpuasa dengan persentase sebesar 19,0%. Kemudian, disusul dengan susu (12,6%) dan daging (9,9%). Vitamin yang terkandung pada buah-buahan dapat membantu menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh kita saat berpuasa. Mengonsumsi buah yang tinggi serat juga dapat membuat kenyang lebih lama. Tak heran banyak yang mengonsumsi buah saat sahur dan berbuka. 

Sebagaimana kita tahu, bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Dimana orang-orang berbondong-bondong melakukan kebaikan, termasuk juga di dalam menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kehalalan menjadi lebih diperhatikan oleh umat Mmuslim selama Ramadhan. Hal ini sesuai dengan hasil survei IHATEC Marketing Research mengenai faktor pertimbangan dalam pembelian produk untuk kebutuhan sehari-hari.  

Terdapat perbedaan antara di luar bulan Ramadhan dan saat bulan Ramadhan. Di mana faktor pertimbangan utama dalam membeli produk di luar bulan Ramadhan diperoleh hasil tertinggi yaitu faktor Harga (36,0%), sementara di bulan Ramadhan diperoleh hasil tertingginya adalah faktor Halal (34,2%). Saat bulan Ramadhan, harga menjadi faktor ke-4 setelah rasa dan kualitas. Hal ini menunjukkan bahwa Halal menjadi prioritas konsumen khususnya umat mMuslim dalam membeli produk kebutuhan sehari-hari selama Ramadhan. 

Karena harga bukan lagi menjadi faktor pertimbangan utama, kemungkinan terjadi adanya kenaikan pengeluaran saat di bulan Ramadhan. Konsumen akan lebih mengutamakan kehalalannya dibandingkan harga. Pada survei ini ditanyakani pula mengenai pengeluaran selama bulan ramadhan. Hasil mengungkapkan bahwa pengeluaran sehari-hari cenderung meningkat pada bulan Ramadhan dibanding hari biasa di luar bulan Ramadhan. Dengan rata-rata persentase peningkatan sebesar 35,.19%. Anggaran untuk menutupi kekurangan dari adanya peningkatan pengeluaran diperlukan dari sumber anggaran lain, seperti tabungan, perhiasan, dana cadangan, kerja tambahan, dan lainnya. Berdasarkan hasil survei, kebanyakan konsumen akan mengambil dana tabungannya untuk menutupi kekurangan dana akibat adanya peningkatan pengeluaran pada bulan Ramadhan. 

Ternyata bulan Ramadhan memiliki peranan penting dalam membentuk kebiasaan konsumsi seseorang. Hasil survei yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research telah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap faktor pertimbangan pembelian antara bulan Ramadhan dan bulan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ramadhan memengaruhi perilaku konsumen. Pelaku usaha harus bisa memahami tren selama bulan Ramadhan sehingga dapat merancang strategi yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi masyarakat selama Ramadhan. Namun, dDi samping itu tentunya  ada hal lain yang lebih utama, yaitu beribadah.  

Semoga bulan suci ini membawa keberkahan bagi kita semua. Aamiin YRA. 

Artikel ini juga bisa dibaca pada majalah Halal Review edisi 03/Maret/2024)

© IHATEC Marketing Research 2024