Riset Pasar Industri Kosmetik
Home » Bersaing di Industri Kosmetik yang Memanas: Rahasia Menang dengan Market Research Terarah

Riset Pasar Industri KosmetikIndustri kosmetik di Indonesia semakin memanas. Seiring meningkatnya kesadaran konsumen terhadap perawatan diri, muncul ratusan merek baru setiap tahunnya, dari lokal hingga global. Dalam arena yang kian padat ini, keberhasilan tidak lagi hanya soal produk yang bagus, melainkan tentang pemahaman mendalam terhadap pasar dan pesaing.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Ir. Reni Yanita, M.Si menjelaskan berdasarkan proyeksi pasar dari Statista, pasar kosmetik Indonesia diperkirakan mencapai USD 9,7  miliar pada tahun 2025. Pertumbuhan sektor ini diprediksi akan berlanjut dengan laju tahunan sebesar 4,33% hingga tahun 2030.  Namun, tingginya peluang ini dibarengi dengan tingkat persaingan yang luar biasa ketat.

Baca juga: Riset Pemasaran di Indonesia

 

Market Research Indonesia: Strategi Menang di Tengah Persaingan

Dalam kondisi pasar seperti ini, perusahaan dituntut untuk mengambil keputusan berbasis data, bukan sekadar intuisi. Di sinilah pentingnya market research dengan Segmenting, Positioning, and Targeting (STP) dan Competitor Analysis.

 

STP: Segmenting, Targeting, Positioning

  1. Segmenting: membagi pasar ke dalam segmen yang lebih spesifik berdasarkan usia, gender, gaya hidup, hingga preferensi kosmetik.
  2. Targeting: menentukan target pasar yang paling potensial
  3. Positioning: Menempatkan merek secara unik di benak konsumen, berbeda dari pesaing.

Tanpa STP yang jelas, kampanye pemasaran berisiko membuang anggaran tanpa hasil optimal.

Baca juga: Analisis Segmentasi Pasar

 

Contoh Studi Kasus (Data Dummy)

Misalnya, sebuah brand lokal “X” berencana meluncurkan serum wajah baru. Melalui riset pasar dengan STP, mereka menemukan:

Segmenting

65% pengguna serum di Indonesia berusia 18–34 tahun.

Targeting

Kelompok Gen Z perempuan di perkotaan (Jakarta, Bandung, Surabaya) dengan minat tinggi pada produk berbahan alami.

Positioning

Serum berbahan organik dengan harga di bawah Rp200.000, diposisikan sebagai produk ramah lingkungan.

Baca juga: Apa itu Riset Pasar?

 

Competitor Analysis: Membaca Peta Persaingan Secara Akurat

Competitor analysis adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengevaluasi kekuatan serta kelemahan kompetitor di pasar. Dengan analisis ini, perusahaan dapat:

  • Mengenali keunggulan dan kekurangan pesaing utama.
  • Menilai strategi pemasaran, inovasi produk, hingga strategi harga kompetitor.
  • Menemukan celah pasar (market gap) yang belum tergarap.
  • Mengantisipasi langkah-langkah kompetitif yang mungkin diambil oleh pesaing.

 

Contohnya, dalam industri serum wajah, competitor analysis bisa mengungkap bahwa meski banyak produk menawarkan bahan alami, hanya sedikit yang memiliki sertifikasi organik resmi. Celah inilah yang bisa dimanfaatkan untuk membangun keunggulan kompetitif.

 

Contoh competitor analysis dengan tools analisis SWOT untuk brand “X”:

Faktor

Analisis

Strengths

Kualitas tinggi, kemasan premium, dan daya saing harga

Weaknesses

Belum dikenal luas di pasar luar kota besar

Opportunities

Meningkatnya minat Gen Z terhadap brand lokal yang berkualitas tinggi

Threats

Persaingan ketat dari brand luar negeri dengan anggaran pemasaran besar

 

Contoh competitor analysis melalui tools benchmarking untuk brand “X”:

 

Aspek

Brand “X”

Kompetitor A

Kompetitor B

Kompetitor C

Kompetitor D

Kompetitor E

Harga

Rp300.000

Rp150.000

Rp400.000

Rp200.000

Rp180.000

Rp350.000

Kualitas Produk

Premium

Eksklusif

Sangat tinggi

Standar

Alami

Cukup baik

Kandungan Alami

90% Organik

80% Organik

95% Organik

70% Organik

100% Organik

60% Organik

Sertifikasi

Ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Distribusi Online

Marketplace & Website Resmi

Marketplace umum

Marketplace premium

Marketplace biasa

Marketplace lokal

Terbatas di e-commerce niche

 

Tools lain yang bisa digunakan adalah Competitive Matrix. Matriks ini membantu memetakan posisi berbagai brand berdasarkan dua faktor utama, yaitu harga dan kualitas. Dengan memetakan brand dalam matriks ini, kita dapat melihat siapa saja kompetitor dengan harga lebih tinggi namun kualitas setara, atau brand yang menawarkan harga murah namun dengan kualitas lebih rendah.

Baca juga: Perusahaan Riset di Indonesia

 

Berdasarkan analisis di atas, brand “X” memutuskan untuk:

  • Memperkuat strategi diferensiasi dengan menonjolkan keunggulan kualitas premium dan kandungan alami produk.
  • Meningkatkan brand awareness di luar kota besar melalui kampanye digital dan kolaborasi dengan marketplace utama.
  • Menetapkan harga kompetitif di tengah pasar premium untuk menarik konsumen yang mengutamakan kualitas namun sensitif terhadap harga.
  • Mengoptimalkan distribusi online dengan memperluas ke platform e-commerce premium dan website resmi sendiri.
  • Mengembangkan inovasi produk agar dapat terus bersaing dengan brand kompetitor yang sudah mapan.

Baca juga: Membangun Brand Equity UMKM

 

Siap Menang di Tengah Persaingan?

Di industri kosmetik yang kompetitif, kemenangan tak hanya soal budget iklan, melainkan seberapa dalam brand memahami pasar dan pesaingnya. Di sinilah, IHATEC Marketing Research, Perusahaan Market Research Indonesia, hadir membantu Anda menemukan peluang baru, merancang kampanye yang lebih tepat sasaran, dan meminimalkan risiko kegagalan produk di tengah persaingan pasar. Karena di era persaingan modern, riset bukan lagi opsi—melainkan kebutuhan untuk tetap unggul.

 

© IHATEC Marketing Research 2024