Home » Adaptasi Industri Ritel di Tengah Perlambatan Pasar dan Efisiensi Anggaran
Adaptasi Industri Ritel—Industri ritel Indonesia menghadapi tantangan berat pada 2025, di tengah proyeksi perlambatan pertumbuhan dan tekanan daya beli masyarakat. Survei Mandiri Institute pada April 2025 menunjukkan daya beli kelompok bawah terus tergerus, sementara kelas menengah cenderung menahan belanja. Realisasi penjualan ritel nasional pada kuartal I 2025 tercatat sekitar 10% di bawah target,. Meski ada momentum Ramadhan dan Lebaran yang biasanya menjadi pendorong utama konsumsi.
Kondisi ini sejalan dengan data Bank Indonesia yang mencatat penjualan ritel pada Februari 2025 hanya tumbuh 2,0% year-on-year, naik dari 0,5% di Januari. Tentu saja masih jauh dari ekspektasi pelaku industri. Sektor ritel juga diperkirakan sulit mencapai pertumbuhan dua digit tahun ini. Dengan proyeksi pertumbuhan nasional hanya di kisaran satu digit atau sekitar 5%. Kenaikan PPN menjadi 12% pada 2025, yang dikhawatirkan akan memperburuk daya beli kelas menengah bawah. Tentu saja hal ini menjadi perhatian utama para pelaku ritel.
Di sisi lain, pengusaha ritel meminta agar kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dicabut karena dinilai menekan konsumsi. Namun, Kementerian UMKM menilai efisiensi justru dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di sektor ritel, mendorong pelaku usaha untuk lebih adaptif dalam menghadapi perubahan pasar.
Baca juga: Strategi Menang di Industri Kosmetik
Merespons tantangan ekonomi dan perubahan regulasi, pelaku ritel melakukan penyesuaian produk ke segmen yang lebih terjangkau dan fokus pada kebutuhan utama konsumen. Strategi ini terlihat dari pergeseran portofolio produk ke kategori kebutuhan pokok, makanan, minuman, dan barang dengan harga terjangkau. Hal ini sejalan dengan tren konsumsi yang lebih hati-hati.
Selain itu, inovasi operasional dan ekspansi omnichannel menjadi kunci adaptasi di tengah perlambatan pasar. Ritel modern memperkuat kolaborasi dengan toko tradisional, memperluas jangkauan digital, serta mengoptimalkan layanan online-to-offline (O2O). Hal ini untuk menjangkau konsumen yang semakin mengandalkan kanal digital dalam berbelanja. Efisiensi rantai pasok, optimalisasi stok, dan pemanfaatan data konsumen juga menjadi fokus utama dalam menjaga profitabilitas dan daya saing.
Baca juga: Riset Pemasaran di Indonesia
Di tengah dinamika pasar yang cepat berubah, market research berbasis analisis perilaku konsumen menjadi solusi utama untuk merumuskan strategi adaptasi yang tepat. Riset konsumen membantu brand memahami perubahan preferensi, mengidentifikasi segmen pasar potensial, serta mengukur efektivitas inovasi produk dan kanal distribusi. Dengan insight yang akurat, ritel dapat menyesuaikan strategi pemasaran, mengoptimalkan anggaran, dan mengambil keputusan berbasis data yang relevan dengan kondisi pasar saat ini.
IHATEC Marketing Research merupakan penyedia data dan market insights terpercaya di Indonesia, berpengalaman dalam riset konsumen dan analisis pasar lintas sektor. Dengan metodologi riset terkini dan tim ahli, IHATEC Marketing Research membantu klien menavigasi perubahan pasar, mengidentifikasi peluang, dan mengambil keputusan strategis berbasis data.
Pelajari lebih lanjut solusi analisis perilaku konsumen di IHATEC Marketing Research.
IHATEC Marketing Research
Typically replies within minutes
Any questions related to Adaptasi Industri Ritel di Tengah Perlambatan Pasar dan Efisiensi Anggaran?
Chat Us
🟢 Online
Chat Us